Sejarah Fakultas Ekonomi & Bisnis UTS
Berangkat dari semangat untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, khususnya di wilayah timur, Yayasan Dea Mas yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menginisiasi pendirian dua sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Sumbawa (STTS) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sumbawa (STIES). STTS didirikan sebagai upaya untuk memperkaya wilayah timur Indonesia dengan engineers atau sarjana-sarjana keteknikan yang unggul sehingga dapat menggesa kemajuan Indonesia di wilayah timur. Sementara itu, STIES didirikan dengan harapan dapat menjadi solusi atas tingginya kebutuhan terhadap profesional di bidang manajemen dan keuangan. STIES pada awalnya direncanakan untuk membuka dua Program Studi saja, yakni Akuntansi dan Manajemen Keuangan. Proses pengajuan izin STTS dan STIES dilakukan secara bersamaan oleh Yayasan Dea Mas ke Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) pada tahun 2013. Dalam proses itulah Dikti menyarankan agar kedua sekolah tinggi tersebut disatukan yang kemudian melahirkan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 65/E/O/2013 berdirilah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Teknologi Sumbawa dengan status terakreditasi, terhitung mulai tanggal 14 Maret 2013 dan memiliki tiga program studi. Sebagai universitas berbasis teknologi, fokus utama dari UTS adalah pengembangan program-program studi keteknikan. Namun demikian, keberadaan FEB UTS diharapkan dapat menjadi katalisator dalam kemajuan teknologi yang digagas UTS. Penyelenggara Pendidikan di UTS menyadari sepenuhnya bahwa kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan kemajuan elemen pendukung seperti manager, akuntan, dan perencana pembangunan ekonomi tidak akan memberikan dampak yang berarti di masyarakat. Atas dasar semangat itulah FEB UTS memainkan perannya dibawah naungan Universitas Teknologi Sumbawa. Oleh karenanya, sejak awal FEB UTS senantiasa memfokuskan kegitan tridharma perguruan tinggi pada 4 tema pokok, yaitu ekonomi energi, ekonomi pangan, ketahanan sosial, dan pembangunan berkelanjutan.
Secara umum, perkembangan FEB UTS sejak awal pendiriannya terbagi ke dalam beberapa fase perkembangan, yaitu:
a. Fase inisiasi dan legalisasi
Fase pertama ini berlangsung sejak tahun 2012 saat founder UTS, DR. Zulkieflimansyah berinisiatif untuk membangun sebuah perguruan tinggi ekonomi yang berkualitas di wilayah Indonesia Timur. Tantangan utama pada fase ini adalah pemenuhan seluruh standar administrasi dan legal dalam proses pengurusan izin pendirian Program Studi yang akan berada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS. Selain itu, rekrutmen SDM dosen yang memenuhi standar kualifikasi dosen untuk Program Studi dibawah naungan FEB UTS juga menjadi tantangan tersendiri dalam fase ini.
Setelah resmi mendapat izin pendirian Universitas Teknologi Sumbawa dan Program Studi-Program Studi yang ada didalamnya pada bulan Maret 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis resmi didirikan dibawah lingkup Universitas Teknologi Sumbawa yang menaungi tiga Program Studi, yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan. Tantangan selanjutnya pada fase ini adalah merekrut calon mahasiswa baru serta membangun sistem manajemen administrasi akademik yang memadai untuk mendukung studi mahasiswa. Dalam rangka untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, dibentuklah struktur pejabat fakultas yang dipimpin oleh seorang Dekan. Namun mengingat dinamisnya perkembangan kebutuhan dan tantangan pengembangan kelembagaan perguruan tinggi pada fase ini, FEB UTS mengalami pergantian kepemimpinan dalam waktu singkat yang merupakan cerminan dari dinamika dan instabilitas organisasi pada masa awal pendiriannya. Tercatat ada tiga kali pergantian Dekan pada fase ini yang masing-masing menjabat tidak lebih dari 6 bulan.
Dekan pertama yang terpilih untuk menangani berbagai tantangan diatas adalah bapak Agus Salim, S.E, yang menjabat sejak Maret hingga Agustus 2013. Fokus utama beliau pada masa ini adalah merekrut calon mahasiswa angkatan pertama di FEB UTS. Selanjutnya pada bulan September – Desember 2013, FEB UTS dipimpin oleh Dekan Wied Yunianto, S.E., yang memiliki tantangan utama untuk menyiapkan perangkat dasar administrasi akademik agar mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan sesuai standar Dikti. Dinamika FEB UTS pada fase ini kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan Dekan Sri Andriani, S.E., M.M., yang menjabat pada Januari hingga Juli tahun 2014. Semasa kepemimpinannya, Dekan Andri banyak berfokus pada pembinaan mahasiswa dan pengembangan kurikulum akademik.
b. Fase penguatan tata kelola dan kelembagaan
Sejak bulan Agustus 2014, FEB UTS memasuki fase baru dalam perkembangannya dengan dilantiknya Dekan Abdul Hadi Ilman, M.P.P. Dengan pengalaman organisasi yang panjang serta bekal akademik yang cukup mumpuni selama menimba ilmu bidang ekonomi di Universitas Indonesia (UI) dan Korean Development School of Public Policy, Korea Selatan, Dekan Ilman menata ulang seluruh struktur dan tata kelola organisasi fakultas. Fokus utama pengembangan fakultas pada masa ini adalah pembangunan sistem dan manajemen tata kelola fakultas.
Fase penguatan ini berlangsung selama dua periode, yaitu periode 2014-2016 dan periode 2016-2020 dibawah pimpinan Dekan Ilman. Langkah awal yang dilakukan dalam fase ini adalah membentuk Pusat Administrasi Fakultas (PAF) yang berfungsi untuk mengelola seluruh keperluan administrasi di fakultas, baik yang berasifat administrasi akademik, kemahasiswaan, maupun yang lainnya. Selain itu, penguatan kelembagaan fakultas pada fase ini juga dilakukan dengan membangun tata kelola keuangan fakultas yang mandiri dan bertanggungjawab. Beberapa unit bisnis dibangun sebagai sumber penghasilan fakultas seperti foodcourt, dan sebagainya.
c. Fase pematangan organisasi dan Penguatan Kemitraan
Setelah selesai dengan urusan internal, FEB UTS selanjutnya memasuki fase baru dalam sejarah perkembangannya, yaitu fase pematangan organisasi dan penguatan kemitraan fakultas. Pematangan organisasi dilakukan dengan meningkatkan produktifitas kerja tim pimpinan fakultas serta pusat administrasi fakultas. Langkah awal dalam proses pematangan organisasi ini dilakukan dengan menginisiasi terbangunnya sistem informasi administrasi (SIA) di tingkat FEB UTS yang kemudian belakangan diadopsi dan digunakan di seluruh fakultas di UTS. Aplikasi pengelolaan administrasi ini dapat mempermudah mahasiswa maupun civitas akademika FEB yang lain dalam urusan administrasi yang membuat prosesnya menjadi jauh lebih efisien dan efektif.
Selain pengembangan sistem informasi administrasi, pematangan organisasi pada masa ini juga dilakukan dengan memperluas dan memperkuat hubungan kemitraan FEB UTS dengan pihak eksternal. Kemitraan ini dilakukan untuk memperbanyak sumber pemasukan fakultas melalui kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh pihak eksternal, juga untuk mengukuhkan eksistensi FEB UTS ditengah-tengah masyarakat sebagai instansi pendidikan tinggi bidang ekonomi yang dapat diandalkan. Pada fase ini, berbagai kerjasama lokal, nasional, dan internasional dikembangkan yang membuat FEB UTS menjadi fakultas yang disegani dan dihormati segala kalangan. Oleh karenanya, slogan dan moto yang digunakan FEB pada fase ini adalah “Solid inside, respected outside”, yang bermakna bahwa secara internal FEB UTS solid, matang, dan dewasa, sedangkan secara eksternal dihormati dan disegani karena kualitas dan keunggulannya.
Sebagai buah dari pematangan organisasi secara internal maupun pengembangan kemitraan secara eksternal, FEB UTS dipercaya untuk mengelola lebih banyak Program Studi, dari yang awalnya hanya tiga, yaitu Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi, menjadi tujuh Program Studi yang termasuk didalamnya adalah Program Studi Bisnis Digital, Kewirausahaan, Aktuaria, dan Ilmu Hukum. Seiring dengan pertambahan jumlah Prodi tersebut, ukuran FEB UTS menjadi semakin besar, baik dalam hal jumlah mahasiswa, jumlah dosen, produktiitas kerja, maupun kapasitas finansial. Saat ini jumlah mahasiswa aktif FEB tercatat lebih dari seribu orang dengan lebih dari seribu alumni, dan sekitar 65 orang dosen dan peneliti. Kinerja fakultas pun terus menguat, baik dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, maupun bidang-bidang lainnya. Fase pematangan organisasi dan penguatan kemitraan FEB ini dimulai pada tahun 2020 dibawah kepemimpinan Dekan Muhammad Nurjihadi, M.Si atau yang akrab disapa Dekan Jihad.