Ilustrasi Perempuan Penggerak UMKM Sumbawa

SUMBAWA, UTS -Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) baru saja merilis hasil penelitian tentang UMKM yang dijalankan oleh perempuan di Kabupaten Sumbawa. Mereka adalah Nova Aditya Ananda, dari Program Studi (Prodi) Manajemen, dan Mikhratunnisa dari Prodi Ilmu Aktuaria.

Mereka berangkat dengan keresahan; apa yang membuat usaha kecil ini bisa tumbuh dan bersaing? Penelitian ini dimulai dari pengamatan sederhana. Banyak perempuan di Sumbawa membuka usaha misalnya kerajinan tangan atau olahan hasil pertanian. Akan tetapi, mereka sering kewalahan karena modal pas-pasan, keterbatasan teknologi, dan saingan yang banyak. Dalam posisi ini Adhit dan Mikhratunnisa meneliti apakah “jiwa kewirausahaan” bisa membantu mereka.

“Jiwa Kewirausahaan di sini berarti kemampuan berinovasi (membuat sesuatu baru), proaktif (berani mengambil inisiatif), dan berani mengambil risiko. Dengan cara itu, pembuat kerajinan atau pengusaha makanan olahan bisa mengembangkan produk unik, mencari pasar baru, dan mencoba cara penjualan yang berbeda. Lewat kuesioner dan wawancara dengan puluhan pelaku UMKM perempuan, tim peneliti kemudian melihat sejauh mana sikap berwirausaha ini benar-benar membantu,” kata Adhit, Jumat, (01/07/2025).

Lanjutnya, mereka yang giat berinovasi dan berani mencoba hal baru ternyata lebih mampu menciptakan kelebihan dibanding pesaing. Kelebihan itulah yang membuat omzet mereka naik dan pelanggan makin loyal.

Lebih menarik lagi, jiwa kewirausahaan tidak hanya berdampak langsung pada penjualan dan pertumbuhan usaha. Keunggulan kompetitif yaitu keunikan produk atau layanan justru menjadi jembatan antara semangat kewirausahaan dan keberhasilan nyata di lapangan.

Dari temuan ini, Nova dan Mikhratunnisa merekomendasikan beberapa langkah praktis diantaranya Pelatihan kewirausahaan yang menekankan cara berinovasi, merintis pasar baru, dan mengelola risiko. Kolaborasi lintas sektor, misalnya kerja sama dengan bank mikro, lembaga pelatihan, dan platform digital juga diperlukan. Lebih jauh, kebijakan pro-perempuan, untuk memudahkan akses modal dan dukungan sosial bagi wirausaha perempuan juga mesti ada.

“Dengan pendekatan sederhana ini, kami berharap UMKM perempuan di Sumbawa dan daerah lain yang serupa bisa lebih percaya diri, lebih tangguh, dan lebih berkualitas dalam menghadapi persaingan,” ujar Mikhratunnisa.*


Press Release Humas FEB (GN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *