Kuliah Tamu Literasi Keuangan, FEB UTS Hadirkan BCA Sumbawa

Sulthan Harry Syafran, CSO BCA Cabang Sumbawa bawakan materi Literasi Keuangan

SUMBAWA, UTS – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) baru saja menuntaskan Kuliah Tamu, Kamis, (10/04/2025). Di kegiatan yang berlangsung di Sumbawa Techno Park (STP) itu, FEB menghadirkan Bank Central Asia (BCA) Cabang Sumbawa untuk bicara perihal Literasi Keuangan.

Pihak BCA dihadiri oleh Frestisia, Kepala Bagian Customer Service Officer (CSO), Sulthan Harry Syafran, CSO, Elsih Kurnanianingsih, CSO, dan Dian TRI Febrianti, Teller. Bersama itu, turut hadir Dekan FEB UTS, Diah Anggeraini Hasri, S.Si., M.Sc., dan Ketua Program Studi Akuntansi, Arya Zulfikar Akbar, S.E.I., M.Acc.

Kuliah Tamu ini dibuka langsung oleh Rektor UTS, Hj. Niken Saptarini, M.Sc. Dalam sambutannya, Niken memandang penting literasi keuangan disajikan pada para pemuda. Sebab, kurangnya literasi keuangan dianggap menjadi sebab persoalan sosial lebih lanjut dalam masyarakat.

“Terus terang literasi keuangan itu sangat penting terutama bagi para pemuda. Dan ini sebenarnya perlu diterangkan secara berkelanjutan. Karena itu kami berterima kasih atas kesediaan BCA dalam mengisi kegiatan ini,” jelas Niken di hadapan sekitar 80 peserta yang hadir.

Selanjutnya, BCA mempercayakan kepada Sulthan Harry Syafran untuk membawakan materi tersebut. dalam penjelasannya, Harry menekankan pada pentingnya penentuan skala prioritas dalam pengelolaan keuangan. Harry menggambarkan pada aspek yang paling dekat dengan mahasiswa.

“Jadi kita harus tau kapan uang kita dialokasikan untuk tugas kuliah, untuk nongkrong, atau kita tabung. Kita mesti mampu membaca urgensi penggunaan uang. Kepentingan kita mengerti urgensi ini akan selaras dengan kesadaran kita tentang sulitnya kita atau orang tua kita mendapatkan uang itu,” jelas Harry.

“Setelah kita cukup memahami keharusan ini, mungkin kita bisa lanjut pada keharusan berikutnya seperti merambah dunia usaha, baik konvensional maupun digital. Ini penting, sebab uang ini harus terus berputar seiring tetapnya kebutuhan kita padanya,” tambah Harry.

Kepada kami, pembicara menjelaskan bahwa materi ini bukan hanya soal mata kuliah yang harus ada di universitas. Materi ini adalah respon terhadap rendahnya literasi keuangan masyarakat. Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih berada pada angka 49,68%. Karena tu, masyarakat memiliki kerentanan dalam menentukan keputusan keuangan.*

Press Release Humas FEB UTS (GN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *